Minggu, 05 September 2010

Suci hati : Marah, Dengki dan Iri

Jika marah dipendam karena ketidakmampuan unttuk melampiaskan ,maka amarah itu akan berbalik ke batin, mendekam di dalamnya dan menjadi dengki.


Tandanya ialah senantiasa membenci orang yang dimaksudkan,merasa berat bertemu dengannya dan berusaha untuk menghindarinya.


Dengki merupakan buah dari amarah, sedangkan iri merupakan buah dari dengki.

Dari Az-Zubair bin Al-Awwam Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Kalian akan dijalari suatu penyakt-penyakit umat-umat sebelum kalian, yaitu dengki dan kebencian.” (diriwayatkan At-Tirmidzy dan Ahmad)

Di dalam Ash-Shahihain, dari Nabi Shallallhu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Janganlah kalian saling membenci, saling memutuskan hubungan,saling mendengki, saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

Ibnu Sirin berkata,
”Aku tidak mendengki seorang pun karena urusan dunia
.sebab jika dia termasuk penghuni surga,
maka bagaimana mungkin aku mendengkinya karena suatu urusan dunia,
karena toh dia akan berjalan ke surga?
Jika dia termasuk penghuni neraka,
maka bagaimana mungkin aku mendengkinya karena suatu urusan dunia,
padahal dia akan berjalan ke neraka?”
Iblis berkata kepa Nuh ‘Alaihis-Salam,”Jauhilah dengki, karena dengki itu memikat diriku ke keadaan ini.”


Ketahuilah bahwa jika Allah melimpahkan suatu kenikmatan kepada saudaramu, maka ada dua sikap yang muncul dalam menghadapi keadaan ini :
1.Engkau membenci nikmat itu dan merasa suka jika nikmat itu lenyap. Itu yang dinamakan iri

2.Engkau tidak membenci keberadaan nikmat itu dan tidak menginginkan ia lenyap, tetapi di dalam hatimu ada keinginan untuk mendapatkan kenikmatan yang serupa. Ini dinamakan ghibthah (ingin mendapatkan apa yang didapatkan orang lain).

Al Mushannaf berkata,
” Aku tidak pernah melihat seorang pun yang mengupas masalah ini secara detail sebagaimana mestinya.
Karena itu aku merasa perlu untuk menguraikannya disini.
Ketahuilah bahwa jiwa itu mempunyai pembawaan mencintai kedudukan yang tinggi.
Ia tidak suka jika diungguli yang lainnya.
Jika ini tejadi, maka ia tidak menyukainya, dan dia suka agar keunggulan itu lenyap hingga ada kesamaan.

Yang seperti ini merupakan hal yang wajar bagi pembawaan manusia.”

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Tiga perkara yang seorang tidak bisa selamat dari sebagian di antaranya, yaitu: Sangkaan, gegabah dan dengki.
Akan kuberitakan kepada kalian bagaimana jalan keluarnya dari yang demikian itu

Jika engkau menyangka, maka janganlah engkau menyelidiki.
Jika engkau gegabah, maka lewatilah.
Jika engkau dengki, janganlah berbuat lalim.” (Diriwayatkan Ibnu Abid-Dunya).

Adapun cara mengobati iri dan dengki, adalah :
•Sesekali dengan keridhaan terhadap takdir
•Sesekali dengan menghindari keduniaan
•Sesekali dengan melihat apa yang berkaitan dengan kenikmatan itu, di antara hasrat kepada dunia dan akhirat.
•Tidak meladeni apa yang terbersit di dalam jiwa dan lebih baik diam saja
Jika hal ini dilakukan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada pembawaan jiwanya.

Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadist Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
Tidak ada dengki kecuali dalam dua perkara:
Orang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah, lalu dia membacanya menjelang malam dan menjelang siang, dan
seseorang yang diberi harta oleh Allah, lalu dia menafkahkannya dalam kebenaran menjeang malam dan menjelang siang.” (Diriwayatkan oleh AlBukhary dan Muslim).

Ada beberapa sebab yang menimbulkan dengki, yaitu: permusuhan, sifat takabur, ujub, cinta kedudukan, jiwa yang kotor dan kikir. Yang paling menonjol adalah permusuhan dan kebencian.

Siapa yang disakiti orang lain karena sebab tertentu dan menghalangi tujuannya, tentu akan membuat hatinya kesal, lalu tumbuh rasa dengki.

Dengki memerlukan pelampiasan dendam.

Andaikata musuhnya ditimpa musibah, maka dia merasa senang dan mengiranya sebagai hadiah dari Allah bagi dirinya.

Begitu pun sebaliknya. Dengki pasti melahirkan kebencian dan permusuhan. Dua hal yang tidak lepas darinya.

Tapi orang yang bertakwa tentu tidak akan berbuat aniaya dan tidak menginginkan hal itu terjadi padanya. ( taken from the book ”Minhajul Qashidin)

Tidak ada komentar: