Minggu, 28 September 2014

Tidak Ada Lagi Upin Ipin

Sejak memasuki usia 3 tahun,  kami mengenalkan huruf hijaiyah ke Hilyah.  Awalnya pake balok Iqra,  tapi karena Alhamdulillah Hilyah cepat bisa mengenal huruf,  maka metode diganti dengan buku Iqra.  Meskipun awal2 agak sulit,  karena Hilyah anaknya kinestetik,  banyak gerak,  lari ke sana ke mari. 
Betah duduk 5 menit saja,  habis itu lari2 lagi,  atau cobain baju satu2 dan bongkar isi lemari.
Karena anak-anak pada umumnya suka nonton,  maka jadilah nonton Upin dan Ipin jadi reward kalau Hilyah bersedia duduk dan mau belajar.  Ternyata metode ini bisa bikin Hilyah semangat belajar. 
Semakin ke sini,  Hilyah kalau mau nonton,  pasti minta mengaji dulu.  Tapi ada yang sangat mengganjal bagi kami, sebagai orang tua, yaitu kosa kata Hilyah yang aneh.  Bagi kami itu tidak terlalu baik bagi anak yang sedang dalam masa perkembangan.  Kosa katanya jadi rusak.  Dan Upin dan Ipin pun sudah resmi tidak masuk daftar tontonan anak-anak di laptop.
Kemudian kami memutuskan,  yang boleh Hilyah dan Adeknya Khalil tonton untuk saat ini adalah Hafizh Qur'an.  Dan reward setelah mengaji adalah menonton Musa, Aza,  Kaisa dan kakak-kakak hafizh cilik lainnya di laptop.

Tidak ada komentar: